Problem gagap ini dialami sejak TK (ayahnya juga gagap). Di SMP saat membaca dikelas, gagap dan murid-murid menjadi ribut, dan pak Guru marah dan menggebrak meja. Sejak itulah dia trauma dan ketakutan setiap kali mau bicara.
Saat SMA, gagapnya makin parah, dan dia menjadi pendiam, pemalu, tidak pernah mengeluarkan pendapat. Untunglah saat kuliah di sebuah Univeresitas Swasta ternama di Jakarta, bisa lulus dihadapan 3 dosen pengujinya.
Setiap minggu rapat di kantor, dengan sekitar 10 orang pesertanya teman-teman sejawat dan managernya, menjelaskan proyek-proyek yang sedang digarap. Selama ini belum pernah bicara berdiri di depan rekan-rekannya, padahal presentasi seharusnya dengan Laptop dan PowerPoint saja.
Gagap ini sangat kentara pada setiap awal kata serta di tengah-tengah kalimat. Saat bicara, rasanya kata-kata sudah ada dimulut, tapi tidak bisa “keluar”, sulit rasanya.
Sejak 10 tahun lalu sudah mencari terapi ini di web, tidak menemukan. Lalu tahun lalu juga mencari lagi, tidak ketemu. Barulah iseng-iseng lagi browsing, yang akhirnya menemukan blog ini.
Berikut ini adalah Testimoninya:
- Dulu kalau saya Gagap, saya akan diam bicara, tidak berbuat sesuatu, tidak tahu apa yang harus dilakukan, banyak diamnya. Sekarang saya sudah tahu saya harus bagaimana bicara. Terimakasih Pak Adhi, Tuhan memberkati…
Pak. SS, 34 tahun – Arsitek - Jakarta
No comments:
Post a Comment